Mengulas Puisi “Doa” Karya Chairil Anwar

PUISI CHAIRIL ANWAR DOA

Puisi Chairil Anwar Doa – Siapa yang tidak kenal dengan Chairil Anwar? Seorang sastrawan muda yang melahirkan banyak karya-karya yang melegenda.

Kemahirannya dalam menuliskan puisi-puisi membuat puisinya tetap hidup dan tidak termakan oleh zaman.

Salah satu karya sang sastrawan adalah puisi berjudul “Doa” sebuah puisi religius yang syarat makna dan kebesaran Tuhan ini tentu tidak semata-mata asal beliau tuliskan saja.

Sama halnya dengan puisi karya sastrawan lain, puisi-puisi yang dituliskan oleh Chairil Anwar juga memiliki makna yang kental begitupun dengan puisi berjudul “Doa” ini.

Puisi ini merupakan salah satu puisi religious karya beliau.
Penggunaan bahasa yang mudah dipahami menjadikan nilai unggul tersendiri untuk para pembacanya.

Puisi ini memiliki banyak sekali pesan penting dan mendalam yang ingin disampaikan untuk pembacanya.

Doa

Karya Chairil Anwar

Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Caya-mu panas suci
Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-mu aku mengetuk
Aku tidak pernah berpaling

Jika kita membaca dengan seksama dan penuh penghayatan, kita akan dengan mudah mengetahui bahwa tema puisi ini adalah Tuhan.

Hal tersebut didukung oleh banyaknya penggunakan kata dalam isi puisi yang menggambarkan ketuhanan.

Selain isi, judul yang dituliskan oleh penulis menggambarkan penghubung antara penulis dengan Tuhannya seperti yang kita ketahui bahwa dengan berdoa maka kita sedang berkomunikasi dengan Tuhan.

Penulis juga ingin menggambarkan begitu dekatnya ia dengan Sang Pencipta hingga tidak pernah melupakan-Nya dalam keadaan apapun.

Kata “pemeluk teguh” yang dipilih oleh penulis bermakna bahwa penulis memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya.

Kata “dalam termenung” menggambarkan suasana yang rindu serta tetap mengingat Tuhan dalam keadaan apapun.

Aliran puisi ini tergolong dalam aliran expresionisme yaitu suatu aliran puisi yang menekankan perasaan.

Saat membaca beberapa baris awal puisi kita akan dapat langsung merasakan emosi penulis.

Puisi tersebut juga memiliki pesan yang mendalam penulis menyampaikan agar senantiasa mengingat Tuhan.

Selain itu juga sebagai renungan bahwa kita hanyalah seorang pengembara yang sedang berkelana di negeri asing serta suatu saat akan berpulang pada Tuhan.

Puisi ini akan membawa kita pada perasaan rindu dan terharu yang dirasakan oleh penulis.

Penulis ingin menggambarkan kedekatannya dengan Tuhan dalam doa, hal ini dapat dilihat pada baris terakhir puisi.

Puisi tersebut tidak hanya menggambarkan kedekatan penulis dengan Tuhan, tetapi juga mengingatkan dan mengajak pembaca untuk mengingat Tuhan.

Dalam puisi “Doa” tersebut penulis berusaha menarik perasaan pembacanya dalam suasana khusuk mengingat Sang Pencipta hingga tidak berpaling dari-Nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *