Puisi Cinta Penuh Makna dari Kahlil Gibran

PUISI CINTA KAHLIL GIBRAN

Puisi Cinta Kahlil Gibran – Semua orang pasti akan tahu seorang penyair bernama Kahlil Gibran yang banyak melahirkan puisi, prosa serta kata-kata mutiara yang penuh akan makna kehidupan.

Penyair ternama dan terkenal di kalangan sastrawan ini berasal dari kota Libanon.

Karya-karyanya terkenal akan keindahan serta keunggulan pemilihan rima yang selalu mampu merasuki para pembacanya.


Puisi Cinta Kahlil Gibran yang Agung

Untuk menikmati keindahan puisi sang penyair, mari kita baca beberapa puisi karya Kahlil Gibran berikut!

CINTA YANG AGUNG

Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu

Apabila cinta tidak berhasil
Bebaskan dirimu
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi
Ingatla bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya

Tapi..ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersamanya

Orang terkuat bukan mereka yang selalu
Menang melainkan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh

Pada puisi di atas penyair menyampaikan bahwa baginya cinta adalah sebuah keikhlasan dan ketulusan.

Walau tidak terbalaskan, cinta itu tetap menjadi cinta saat kita tetap bahagia dengan kebahagiaannya yang bukan dengan kita.

Penyair juga menggambarkan dalam mencintai kita akan menemukan dan juga kehilangan.

Saat cinta yang kita beri tidak berbalas maka kita boleh merasakan rasa sakit itu sementara lalu bangkit dan menemukan cinta yang lebih baik.

AKU BICARA PERIHAL CINTA

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan apabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.

Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
demikian pula dia ada untuk pemangkasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu,
dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.

Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu,
dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
supaya bisa kau pahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu,
kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu,
kalau kaututupi ketelanjanganmu,
dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu,
dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri,
dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
TUHAN ada di dalam hatiku,
tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati TUHAN”.
Dan jangan mengira kau dapat mengarahkan jalannya Cinta,
sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan,
dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu,
dan sebuah gita puji pada bibirmu.

Pada puisi di atas penyair menggambarkan cinta dalam bentuk yang lebih religius.

  Baca Puisi Pagi Hari Ini dan Suasana Hatimu Akan Bergejolak

Penyair menggambarkan bahwa orang-orang yang memiliki cinta akan hidup di hati Tuhan.

Tidak hanya itu, penyair juga menggambarkan kekuatan cinta yang mampu menumbuhkan juga menghancurkan pemiliknya.

Cinta haruslah memiliki kepercayaan dan ketulusan serta rasa syukur.

Penyair menggambarkan kecintaan yang disampaikan melalui doa.

Dalam kehidupan, kita dapat berusaha mencapai keinginan kita, tetapi kita bukan pengatur jalan hidup kita karena Tuhan yang akan menentukan jalan hidup kita.

NYANYIAN SUKMA

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih hatiku,

Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.

Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?

Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Karna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku

Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.

Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahasia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.

Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahasia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?

Pada puisi diatas juga masih menceritakan tentang cinta, tetapi puisi ini lebih religius dimana cinta yang di gambarkan sang penyair adalah cintanya kepada Tuhan.

Cinta yang rahasia dan selalu dibawakannya dalam doa.

Puisi di atas juga menggambarkan suasana yang tenang dan syahdu, hal ini di maksudkan agar penyampaian maksud puisi tersampaikan.

Puisi ini juga menggambarkan tentang kehebatan Tuhan sang pencipta.

IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir -bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian,
manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. .

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita dikala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya. Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian. Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian.

Pada puisi di atas penyair meluapkan ungkapan cintanya kepada ibunya.

  Puisi – Puisi Untukmu yang Sedang Putus Cinta

Bagi penyair ibu adalah segalanya.

Ibu diibaratkan penyair sebagai matahari untuk bumi.

Penyair juga menyampaikan pesan agar kita mencintai ibu, baginya kehilangan ibu seperti kehilangan sebagian jiwanya.

Ibu adalah bentuk cinta dan pengorbanan yang suci.

KISAHKU

Dengarkan kisahku

Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..

Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.

Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.

Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahasia;
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan;
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap

Pada puisi di atas penyair menggambarkan cinta terpendamnya pada seorang wanita.

Sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan dan membuatnya terluka.

Bagi penyair, cinta yang agung lahir dari kebaikan bukan dari kata-kata rayuan.

Dalam puisi penyair juga menggambarkan wanita akan di cintai karena kepribadiannya yang baik yang tergambar melalui tingkah lakunya.

Bagi penyair cinta tidak dapat dipaksakan karena cinta haruslah memiliki ketulusan.

Dari beberapa puisi cinta Kahlil Gibran diatas, puisi mana yang menjadi favoritmu?

Ungkapan cinta yang dikemas dengan sangat indah dan penuh makna membuat puisi-puisi sang pujangga ini tidak kehilangan penggemarnya walau sang penyair telah tiada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *